Rilis Survei Preferensi Sosial dan Politik Masyarakat di Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur Tahun 2022

Rilis Survei Preferensi Sosial dan Politik Masyarakat di Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur Tahun 2022

Rilis Survei Charta Politika Indonesia kali ini mencoba membaca perilaku dan pilihan masyarakat terkait :
1. Kepuasan publik terhadap kinerja Pemerintah Pusat
2. Pengetahuan/Awareness Pelaksanaan Pemilu 2024 & Sikap terhadap isu penundaan Pemilu
3. Elektabilitas pemilihan Gubernur, Presiden, Wakil Presiden dan Partai Politik.

Survei di Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur dilakukan pada tanggal 24-30 Juni 2022 dengan jumlah sampel sebanyak 1200 responden per-Provinsi dan margin of error (MoE) +/- 2.83%.
Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur dengan protokol kesehatan yang ketat.
Metodologi yang digunakan adalah metode acak bertingkat (multistage random sampling) pada tingkat kepercayaan 95%.

Klik tautan untuk mengunduh:

202207_Rilis Prov Jawa Timur_Juni

202207_Rilis Survei_Prov Jawa Barat_Juni

202207_Rilis Survei_Prov Jawa Tengah_Juni

Survei Charta Politika, Elektabilitas Sandiaga Tertinggi di Tiga Provinsi

Jakarta: Lembaga Charta Politika merilis survei elektabilitas calon wakil presiden di provinsi Lampung, Sumatra Selatan, dan Sumatra Utara. Elektabilitas Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno tertinggi di tiga provinsi tersebut.

“Pada simulasi elektabilitas calon wakil presiden, nama Sandiaga Uno unggul atas nama-nama lainnya,” ujar Direktur Eksekutif Charta Politik Yunarto Wijaya melalui keterangan tertulis, Rabu, 6 Juli 2022.

Menurut Yunarto, elektabilitas Sandiaga mencapai 24 persen di Lampung. Disusul Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dengan 23,6 persen, dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 10,5 persen.

Sementara itu, elektabilitas Sandiaga di Sumatra Utara mencapai 31 persen. Disusul Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dengan 23,4 persen dan AHY 15,5 persen.

Adapun di Sumatra Selatan, elektabilitas Sandiaga mencapai 38,8 persen. Diikuti AHY dengan 9,1 persen, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan 6,3 persen.

Charta Politika menyelenggarakan survei pada 2-7 Juni 2022 dengan 800 sampel setiap provinsi. Survei dilakukan dengan metode wawancara tatap muka secara langsung menggunakan kuesioner terstruktur dengan protokol kesehatan yang ketat.

Metodologi yang digunakan yakni multistage random sampling dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Margin of error survei kurang lebih 3,47 persen.

(ADN)

Anggi Tondi Martaon
Foto: Medcom.id/Theo
Sumber: https://bit.ly/3yQj9w1

Charta Politika Catat Elektabilitas Ganjar Tertinggi di Lampung dan Sumut, Diikuti Prabowo dan Anies

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Lembaga survei Charta Politika Indonesia merilis hasil survei terkait elektabilitas calon presiden 2024.

Dalam temuannya, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo memperoleh angka tertinggi di Lampung dan Sumatera Utara (Sumut), meninggalkan tokoh-tokoh lain.

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, Ganjar memperoleh angka elektabilitas 32,3 persen di Lampung, disusul Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

“Simulasi 10 nama, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto bersaing ketat sebagai pilihan pertama dan kedua teratas,” kata Yunarto dalam rilis surveinya, dikutip Rabu (6/7/2022).

Sementara itu, lanjut Yunarto, Ganjar mendapat total dukungan hampir 24,6 persen di Sumut.

Elektabilitas tertinggi juga didapat oleh Wali Kota Medan Bobby Nasution sebagai kepala daerah dengan perolehan 29 persen.

“Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto mendapatkan elektabilitas tertinggi. Pada pertanyaan terkait Kepala Daerah, elektabilitas Bobby Nasution berada sedikit di atas Edy Rahmayadi sebagai Kepala Daerah Sumatera Utara,” kata dia.

Adapun elektabilitas Prabowo, dikatakan Yunarto, unggul di Sumsel dengan angka 41,9 persen.

“Sementara pada urutan berikutnya diikuti Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo,” imbuhnya.

Survei Charta Politika ini dilakukan dalam kurun 2-7 Juni 2022.

Dalam survei capres, para responden diberi pertanyaan ‘Jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan Bapak/Ibu/Saudara pilih sebagai Presiden’.

Adapun metodologi survei yang digunakan adalah metode acak bertingkat atau multistage random sampling pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Survei melibatkan 800 responden per provinsi melalui wawancara tatap muka dengan kuesioner terstruktur.

Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
Foto: Sumber: KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOM, Dokumentasi @DKIJakarta/INSTAGRAM, Pemprov Jateng

Charta Politika: Elektabilitas Ganjar Tertinggi di Lampung dan Sumut, Salip Prabowo dan Anies

Liputan6.com, Jakarta Lembaga survei Charta Politika merilis hasil survei terkait elektabilitas calon presiden 2024. Nama Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo memperoleh angka tertinggi di Lampung dan Sumatera Utara (Sumut), tinggalkan tokoh-tokoh lain.

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto mengatakan, Ganjar memperoleh angka elektabilitas 32,3 persen di Lampung. Disusul Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

“Pada simulasi 10 nama, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto bersaing ketat sebagai pilihan pertama dan kedua teratas,” kata Yunarto dalam rilis surveinya, dikutip Rabu (6/7/2022).

Di Sumut, lanjut Yunarto, Ganjar mendapat total dukungan hampir 24,6 persen. Elektabilitas tertinggi juga didapat oleh Wali Kota Medan Bobby Nasution sebagai kepala daerah dengan perolehan 29 persen.

“Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto mendapatkan elektabilitas tertinggi. Pada pertanyaan terkait Kepala Daerah, elektabilitas Bobby Nasution berada sedikit di atas Edy Rahmayadi sebagai Kepala Daerah Sumatera Utara,” imbuhnya.

Sementara itu, kata Yunarto, elektabilitas Prabowo unggul di Sumsel dengan angka 41,9 persen. Disusul Anies di posisi kedua dan Ganjar di urutan ketiga.

Anies dan Prabowo Bersaing

“Dalam simulasi yang diberikan, pilihan terhadap Prabowo Subianto jauh berada di atas nama-nama lainnya. Sementara pada urutan berikutnya diikuti Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo,” imbuhnya.

Adapun survei dilakukan dalam kurun 2-7 Juni 2022. Pada survei capres, para responden diberi pertanyaan ‘Jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan Bapak/Ibu/Saudara pilih sebagai Presiden’.

Metodologi survei yang digunakan adalah metode acak bertingkat atau multistage random sampling pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei melibatkan 800 responden per provinsi melalui wawancara tatap muka dengan kuesioner terstruktur.

 

Foto:Dok. Instagram/@ridwankamil/https://www.instagram.com/p/BpzBgOTnmVz/Komarudin
Infografis: Liputan6.com/Trieyasni
Sumber: https://bit.ly/3OL9egK

Survei Charta Politika: Ganjar Menang di Sumut-Lampung, Prabowo Sumsel

Charta Politika Indonesia merilis survei elektabilitas calon presiden (capres) di Lampung, Sumatera Selatan (Sumsel), dan Sumatera Utara (Sumut).

Hasilnya, terungkap Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo memiliki elektabilitas capres tertinggi di Provinsi Lampung dan Sumut. Sementara itu, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mempunyai elektabilitas capres tertinggi di Sumsel.

Hasil survei di Lampung: Dalam simulasi 10 nama calon presiden (capres) di Provinsi Lampung, nama Ganjar mendulang elektabilitas mencapai 31,3%. Diikuti Prabowo Subianto dengan perolehan elektabilitas yang terpaut cukup dekat, yakni 31,6%.

Sedangkan perolehan elektabilitas Anies Baswedan sebesar 20,0%; Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 3,4%; Sandiaga Salahudin Uno 2,3%; Ridwan kamil 2,0%; Erick Thohir 1,3%; Puan Maharani 1,0%; Airlangga Hartarto 0,6%; serta Khofifah Indar Parawansa 0,3%.

Hasil survei di Sumut: Dalam simulasi 10 nama calon presiden (capres) di Sumut, nama Ganjar mendulang elektabilitas mencapai 24,6%.

Diikuti Anies Baswedan dengan perolehan elektabilitas yang terpaut cukup dekat, yakni 23,8% dan Prabowo Subianto 23,4%. Lalu, perolehan elektabilitas Sandiaga Salahudin Uni sebesar 4,3%; AHY 3,5%; Puan Maharani 2,1%; Ridwan Kamil 1,3%; Airlangga Hartarto 1,2%; Erick Thohir 0,9%; serta Khofifah Indar Parawansa 0,4%.

Hasil survei di Sumsel: Dalam simulasi 10 nama calon presiden (capres) di Sumsel, nama Prabowo mendulang elektabilitas mencapai 41,9%. Diikuti Anies Baswedan dengan perolehan elektabilitas yang terpaut cukup jauh, yaitu 19,4% dan Ganjar Pranowo 16,1%.

Kemudian, perolehan elektabilitas Sandiaga Salahudin Uno sebesar 7,5%; AHY 3,5%; Ridwan Kamil 2,4%; Puan Maharani 1,6%; Erick Thohir 1,4%; Khofifah Indar Parawansa 0,4%; serta Airlangga Hartarto 0,1%.

Metode survei: Survei itu digelar pada 2-7 Juni 2022, dengan jumlah sampel sebanyak 800 responden untuk setiap provinsi. Survei dilakukan dengan metode wawancara tatap muka secara langsung. Wawancara menggunakan kuesioner terstruktur dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Survei menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan tingkat kepercayaan 95%. Margin of error survei ini kurang lebih 3,47%.

 

Manda Firmansyah– Asumsi.co
Foto: Dok. Asumsi
Sumber: https://bit.ly/3NOdcEb

Charta Politika: Elektabilitas Ganjar Tertinggi di Lampung dan Sumut

Lembaga survei Charta Politika merilis hasil survei terbaru terkait elektabilitas Capres 2024. Nama Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo memperoleh angka tertinggi di Lampung dan Sumatera Utara (Sumut), meninggalkan tokoh-tokoh lain.

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto mengatakan, Ganjar memperoleh angka elektabilitas 32,3 persen di Lampung. Disusul Menhan Prabowo Subianto (31,6 persen) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (14,6 persen).
“Pada simulasi 10 nama, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto bersaing ketat sebagai pilihan pertama dan kedua teratas,” kata Yunarto dalam rilis surveinya, dikutip Rabu (6/7/2022).

 

 

Di Sumut, lanjut Yunarto, Ganjar mendapat total dukungan hampir 24,6 persen. Elektabilitas tertinggi juga didapat Wali Kota Medan Bobby Nasution sebagai kepala daerah dengan perolehan 29 persen.

“Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto mendapatkan elektabilitas tertinggi. Pada pertanyaan terkait Kepala Daerah, elektabilitas Bobby Nasution berada sedikit di atas Edy Rahmayadi sebagai Kepala Daerah Sumatera Utara,” imbuhnya.

Sementara itu, kata Yunarto, elektabilitas Prabowo unggul di Sumsel dengan angka 41,9 persen. Disusul Anies di posisi kedua, dan Ganjar di urutan ketiga.
“Dalam simulasi yang diberikan, pilihan terhadap Prabowo Subianto jauh berada di atas nama-nama lainnya. Sementara pada urutan berikutnya diikuti Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo,” imbuhnya.

 

 

Survei ini dilakukan pada 2-7 Juni 2022. Pada survei ini, para responden diberi pertanyaan ‘Jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan Bapak/Ibu/Saudara pilih sebagai presiden?’.
Metodologi survei yang digunakan adalah metode acak bertingkat atau multistage random sampling pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei melibatkan 800 responden per provinsi melalui wawancara tatap muka dengan kuesioner terstruktur.

Kelik Wahyu Nugroho
Foto: Dok. Istimewa
Sumber: https://bit.ly/3RgFeuI

Survei Charta Politika soal Pilkada Sumut: Bobby Unggul Tipis dari Edy

Jakarta – Lembaga survei Charta Politika Indonesia merilis hasil survei preferensi sosial dan politik masyarakat Sumatera Utara (Sumut) 2022. Dalam survei itu, Wali Kota Medan Bobby Nasution unggul dari Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dalam elektabilitas untuk Pilkada 2024.

Survei tersebut digelar pada 2-7 Juni 2022. Ada 800 responden yang dilibatkan dalam survei ini.

Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Metodologi penentuan responden ialah multistage random sampling dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Dalam survei itu, Charta Politika menyebut 81,2 persen responden di Sumut telah mengetahui ada Pemilu serentak pada 2024. Sedangkan 18,8 persen lainnya tidak tahu.

Charta Politika kemudian memaparkan elektabilitas Pilkada Provinsi. Tingkat elektabilitas ini didapat dari jawaban para responden saat ditanya ‘Seandainya pemilihan Kepala Daerah Sumatera Utara dilaksanakan hari ini siapakah yang akan Bapak/Ibu/Saudara pilih dari nama nama di bawah ini?’

Wali Kota Medan Bobby Nasution (29 persen)
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi (28,2 persen)
Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah (18,3 persen)
Anggota DPR Sihar Sitorus (2 persen)
Anggota DPR Gus Irawan Pasaribu (1,1 persen)
Anggota DPR Prananda Surya Paloh (0,5 persen)
Anggota DPR Martin Manurung (0,5 persen)
Lainnya (0,1 persen)
Tidak tahu/tidak jawab (20,4 persen)

Haris Fadhil – detikNews
(haf/zak)
Foto: dok. Diskominfo Sumut
Sumber berita: https://bit.ly/3apT4KG

 

Charta Politika: Elektabilitas Ganjar Tertinggi di Lampung dan Sumut, Tinggalkan Nama Lain

JAKARTA – Lembaga survei Charta Politika merilis hasil survei terkait elektabilitas calon presiden (capres) 2024 . Nama Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo memperoleh angka tertinggi di Lampung dan Sumatera Utara (Sumut), tinggalkan tokoh-tokoh lain.

Direktur Eksekutif Charta, Politika Yunarto mengatakan Ganjar memperoleh angka elektabilitas 32,3% di Lampung. Disusul Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

“Pada simulasi 10 nama, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto bersaing ketat sebagai pilihan pertama dan kedua teratas,” ujar Yunarto dalam rilis surveinya dikutip, Rabu (6/7/2022).

Di Sumut, lanjut Yunarto, Ganjar mendapat total dukungan hampir 24,6%. Elektabilitas tertinggi juga didapat oleh Wali Kota Medan Bobby Nasution sebagai kepala daerah dengan perolehan 29%.

“Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto mendapatkan elektabilitas tertinggi. Pada pertanyaan terkait kepala daerah, elektabilitas Bobby Nasution berada sedikit di atas Edy Rahmayadi sebagai Kepala Daerah Sumatera Utara,” imbuhnya.

Sementara itu, kata Yunarto, elektabilitas Prabowo unggul di Sumsel dengan angka 41,9%. Disusul Anies di posisi kedua dan Ganjar di urutan ketiga.

“Dalam simulasi yang diberikan, pilihan terhadap Prabowo Subianto jauh berada di atas nama-nama lainnya. Sementara pada urutan berikutnya diikuti Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo,” paparnya.

Adapun survei dilakukan dalam kurun 2-7 Juni 2022. Pada survei capres, para responden diberi pertanyaan ‘Jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan Bapak/Ibu/Saudara pilih sebagai Presiden’.

Metodologi survei yang digunakan adalah metode acak bertingkat atau multistage random sampling pada tingkat kepercayaan 95%. Survei melibatkan 800 responden per provinsi melalui wawancara tatap muka dengan kuesioner terstruktur.

Puguh Hariyanto
Foto/SINDOnews
Sumber berita:SINDOnews (https://bit.ly/3RbZON0)

 

 

 

 

 

 

Rilis Survei Preferensi Sosial dan Politik Masyarakat di Provinsi Lampung, Sumatera Selatan dan Sumatera Utara Tahun 2022

Rilis Survei Preferensi Sosial dan Politik Masyarakat di Provinsi Lampung, Sumatera Selatan dan Sumatera Utara Tahun 2022

Rilis Survei Charta Politika Indonesia kali ini mencoba membaca perilaku dan pilihan masyarakat terkait :
1. Kepuasan publik terhadap kinerja Pemerintah Pusat
2. Pengetahuan/Awareness Pelaksanaan Pemilu 2024 & Sikap terhadap isu penundaan Pemilu
3. Elektabilitas pemilihan Gubernur, Presiden, Wakil Presiden dan Partai Politik.

Survei di Provinsi Lampung, Sumatera Selatan dan Sumatera Utara dilakukan pada tanggal 2-7 Juni 2022 dengan jumlah sampel sebanyak 800 responden dan margin of error 3,46% per-Provinsi .
Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur dengan protokol kesehatan yang ketat.
Metodologi yang digunakan adalah metode acak bertingkat (multistage random sampling) pada tingkat kepercayaan 95%.

Klik tautan untuk mengunduh:

202207_Rilis _Prov Sumatera Selatan_Juni

202207_Rilis Survei_Prov Lampung_Juni

202207_Rilis Survei_Prov Sumatera Utara_Juni

Politik Elektoral Jelang Pemilu 2024

LEMBAGA riset Charta Politika Indonesia mempublikasikan hasil survei nasional pada 13 Juni 2022. Survei dilaksanakan pada 25 Mei – 2 Juni 2022. Dalam jarak waktu yang tidak terlampau jauh, organisasi massa relawan Pro Jokowi (Projo) menyelenggarakan rapat kerja nasional (rakernas) pada 21 Mei 2022.

Dalam survei Charta Politika itu, jumlah sampel 1.200 responden berdasarkan multistage random sampling. Responden diwawancara tatap muka di 34 provinsi. Margin of error (batas kesalahan) lebih kurang 2,83 persen. Teknik penelitian ini perlu diutarakan kembali, lantaran apriori yang merebak seputar produk pengetahuan ini (tradisi empirisme ilmu politik).

Dalam rilis Charta Politika bertajuk “Membaca Isu Politik dan Dinamika Elektoral Pasca Rakernas Projo” dikemukakan banyak temuan. Di antaranya soal penilaian publik terhadap kinerja pemerintahan, kondisi ekonomi, hukum, pemberantasan korupsi, praktik demokrasi, kepemiluan, dan isu-isu kontemporer lainnya.

Parpol yang “aman” dan tokoh berelektabilitas moncer  

Namun, tema yang paling memancing perbincangan publik ialah politik elektoral menjelang Pemilu 2024. Partai politik mana yang tergolong “aman” secara ambang batas parlemen (parliamentary threshold/PT) empat persen? Partai mana yang “belum/tidak aman”? Siapa pula tokoh-tokoh yang memiliki elektabilitas moncer sebagai kandidat capres (calon presiden) 2024?

Temuan riset itu tentu bukan sesuatu yang final, hanya berlaku saat pengumpulan data survei dilakukan. Namun, proyeksi politik masa depan tak bisa dilepaskan dari kejadian masa kini, dan kejadian masa lalu. Maka, tersajilah data-data dan informasi sebagai bahan dasar yang terolah untuk memprediksi dinamika kontestasi politik. Peta politik elektoral (electoral) itu setidaknya dapat ditilik dari konfigurasi kekuatan parpol dan sosok capres.

Dalam survei terbaru Charta Politika itu, terdapat tiga partai papan atas manakala Pemilu 2024 diadakan pada saat survei dilaksanakan. Tolok ukurnya dilihat dari perolehan suara di atas 10 persen. Ketiga partai tersebut, yaitu PDI-P, Partai Gerindra, dan Partai Golkar.

PDI-P tetap konsisten sebagai parpol dengan elektabilitas tertinggi, yaitu sebesar 24,1 persen. Saat yang sama, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo (kader PDI-P), masih bertengger di posisi teratas dalam pelbagai simulasi survei elektabilitas capres. Urutan kedua disusul Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto (ketua umum Partai Gerindra), lalu Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Ketiga nama ini selalu masuk tiga besar dalam pelbagai survei.

Salah satu momen atraktif yang menyita atensi pengamat ialah kehadiran Ganjar dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di acara Rakernas Projo ke-V di Jawa Tengah (Jateng). Jokowi pada kesempatan itu mengatakan, “Ojo kesusu sik. Jangan tergesa-gesa. Meskipun mungkin yang kita dukung ada di sini.”

Tafsir pun berkembang, ungkapan itu dianggap sebagai endorsement halus Jokowi untuk Ganjar. Di sisi lain, PDI-P juga punya kader biologis-ideologis, Puan Maharani, putri dari Megawati Soekarnoputri (ketua umum PDI-P). Puan Maharani, bukan semata trah Soekarno, darah biru – darah merah, tapi juga berpengalaman di ranah eksekutif (mantan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan) maupun legislatif (kini Ketua DPR).

Sayangnya, elektabilitas Puan masih jauh di bawah Ganjar. Skenario duet Prabowo – Puan juga terasa musykil, mengingat “banteng” adalah sang juara pertama. Dalam tataran pilihan parpol, Gerindra diprediksi akan menempati posisi nomor dua pada 2024 dengan elektabilitas 13,8 persen.

Jika kadar elektabilitas Prabowo Subianto melesat sebagai capres, maka perolehan suara Gerindra akan terdongkrak. Peringkat ketiga akan digaet Partai Golkar dengan elektabilitas 11,3 persen. Pada survei Charta Politika sebelumnya, April 2022, elektabilitas Golkar berada di angka 9,2 persen. Saat itu posisi Golkar di urutan keempat, dan saling menyalip dengan PKB (9,8), dan kini suara Golkar naik.

Sementara itu, elektabilitas PKB justru agak melandai sedikit. Data survei Charta Politika pada pertengahan April 2022, elektabilitas PKB berada di angka 9,8 persen, lalu turun menjadi 8,3 persen dalam survei Charta Politika mutakhir.

Partai Demokrat dan PKS saling berebut posisi kelima. Survei teranyar menunjukkan elektabilitas Demokrat 7,2 persen, dan PKS 7,0 persen. Kedua partai ini berbalapan dengan selisih elektabilitas di angka nol koma.

Sedangkan Partai NasDem berada di urutan ketujuh dengan elektabilitas 5,3 persen. Manuver Surya Paloh dengan partainya, terkait siapa tokoh-tokoh yang diusung sebagai capres pada Pemilu 2024, akan menentukan prospek elektoral NasDem. Rakernas yang digelar NasDem pada 16 Juni 2022 mulai membuka tabir. Aspirasi elite NasDem wilayah terkait rekomendasi capres, hasilnya Anies 32 DPW dan Ganjar 29 DPW.

“Saya orang PDI Perjuangan”, ujar Ganjar santai menanggapi namanya masuk bursa capres NasDem. Figur Anies tampaknya tengah bergema kuat di NasDem.

Di panggung politik lain, PKS juga diasosiasikan dengan Anies Baswedan. Dalam nalar elektoral, manakala performa Anies melambung naik, PKS tentu berharap menuai berkah elektoralnya. Siasat politik PKS bersama PKB melalui ijtihad “Koalisi Semut Merah”, dan Demokrat memengaruhi eksistensi partai-partai tersebut dalam blantika politik nasional.

Begitu pula tarian politik Golkar, PAN, dan PPP lewat proyek “Koalisi Indonesia Bersatu” turut mewarnai lanskap politik ke depan, sembari menunggu siapa gerangan capres/cawapresnya.

Merebut pasar elektoral  

Selain Megawati, Jokowi, Surya Paloh, “King Maker” lainnya juga disebut-sebut akan turun gunung: SBY, Jusuf Kalla, dan para sekondan. Lonceng peringatan untuk PAN dan PPP, mengingat posisinya belum aman untuk lolos PT. Tingkat elektabilitasnya masih di bawah angka empat persen, sebagaimana terpotret dalam dua survei terakhir Charta Politika (2022). Kedua partai itu mesti memformulasikan “cetak biru” dan agenda aksi penyelamatan partai.

Bagaimana nasib partai nonparlemen? Perindo masih memimpin perolehan suara partai nonparlemen, maupun parpol baru. Namun, kerja keras dan cerdas untuk mendulang dukungan publik perlu dilipatgandakan lagi.

Untuk partai-partai baru, pasar elektoral yang meliputi suara swing voters (pemilih mengambang), dan undecided voters (pemilih yang belum menentukan pilihan) masih cukup terbuka. Itu perkara yang rumit, tapi patut dicoba. Cipta kondisi untuk menggalang dukungan publik mesti ditopang oleh tokoh yang influensial.

Ketegangan konfliktual intrapartai, kasus rasuah, dan perbuatan tercela yang memantik kutukan publik mesti dimitigasi. Saat yang sama, organisasi partai memperkuat infrastruktur dan suprastruktur politik, reproduksi isu yang segar disertai program distingtif, kemudian dikomunikasikan secara kolosal guna menyedot perhatian audiens.

Dalam perhitungan kalender politik, Pemilu 2024 masih lama. Sebut saja ini semacam “early forecasting” mengenai cuaca politik. Keterpilihan parpol bisa saja berubah. Dalam konteks politik elektoral yang dinamis itu, parpol yang meraih elektabilitas “aman”, jangan terlena. Pun parpol dengan derajat elektabilitas “belum/tidak aman”, jangan terkejut.

Ada preseden parpol pada pemilu sebelumnya – semula terpajang di etalase survei dengan angka elektabilitas di bawah empat persen, akhirnya lolos Senayan. Tetapi, kasus ini jangan pula dijadikan “obat penenang”. Penjelasan ilmiahnya berkaitan dengan gejala volatilitas pemilih.

Dalam proses kandidasi pilpres, rute perjalanan juga masih panjang. Pemilu sejatinya bukan hanya perkara menang-kalah, bukan pula soal siapa yang berlaga, tapi apa ide-ide cemerlang untuk mengatasi kemelut bangsa. Para kandidat, parpol, pemilih, masyarakat sipil dan segenap pemangku kepentingan pemilu dapat terlibat aktif untuk membingkai kenduri demokrasi dengan kontestasi gagasan programatik, dan visi besar untuk memajukan Indonesia.

 

Mawardin
Peneliti Charta Politika Indonesia
Artikel ini dimuat di Kolom Kompas.com, 18 Juni 2022
Foto Ilustrasi: KOMPAS/HANDINING