Teka Teki Cawapres Ganjar: Sekjen PDI-P Ungkit Kejutan di Pilpres 2019, Ganjar Unggah Foto Bersama Mahfud
JAKARTA, KOMPAS.com – Teka-teki siapa sosok bakal calon wakil presiden (cawapres) dari Ganjar Pranowo masih terus bergulir.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sebagai partai pengusung Ganjar pun hingga kini terus menggodok nama-nama yang bermunculan sebagai kandidat cawapres.
Dalam prosesnya, PDI-P turut serta melibatkan partai politik pengusung Ganjar lainnya, yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Perindo, dan Partai Hanura.
Diketahui, PPP mengusulkan nama Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Sandiaga Uno sebagai bakal cawapres Ganjar.
Kemudian, Ketua DPP PDI-P Puan Maharani mengatakan, nama bakal cawapres Ganjar mengerucut pada lima nama. Mereka adalah Sandiaga Uno, Menteri BUMN Erick Thohir, eks Panglima TNI Andika Perkasa, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.
Namun, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto pada Minggu (10/9/2023) di Kantor DPD PDI-P Provinsi Banten, mengakui adanya nama baru yang bisa saja muncul di luar kandidat cawapres Ganjar sejauh ini.
Hasto mengungkit sejarah Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 ketika PDI-P mengusung Joko Widodo (Jokowi) sebagai bakal calon presiden (capres).
Kala itu, nama Ma’ruf Amin yang menjabat Ketua Majelis Ulama Indonesia, justru terpilih menjadi bakal cawapres Jokowi.
Padahal, nama Ma’ruf Amin tidak masuk dalam radar survei bakal cawapres Jokowi setahun ke belakang pada waktu itu.
“Secara empiris, 2019 itu kan di luar persoalan elektoral tiba-tiba kan muncul KH Maruf Amin. Sebagai suatu kemungkinan, hal itu bisa terjadi,” kata Hasto ditemui di Kantor DPD PDI-P Banten, Minggu.
Dengan begitu, menurut Hasto, nama tokoh baru sangat memungkinan untuk muncul menjadi pendamping Ganjar maju di Pilpres 2024.
Bahkan, Hasto membuka kemungkinan bakal cawapres Ganjar juga bukan berasal dari nama-nama yang sebelumnya kerap masuk dalam sejumlah survei nasional.
“Ya, di luar nama-nama survei yang sudah beredar juga bisa muncul suatu tokoh baru. Meskipun, nama yang dikerucutkan lima. Jadi mungkin saja ada tokoh nasional yang tidak ikut berkontestasi, namun terus bekerja secara silent penuh dedikasi bagi bangsa dan negara,” ujarnya.
“Sosok ini bisa saja selama ini tidak dilirik, namun memiliki rekam jejak membangun Indonesia secara progresif,” kata Hasto melanjutkan.
Namun, ia kembali mengingatkan bahwa semua keputusan mengenai Pilpres 2024 termasuk cawapres berada di tangan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Hasto kemudian meminta semua pihak untuk menunggu pada saat waktunya akan diumumkan.
“Apakah 2024 ini akan terjadi hal yang sama (di luar nama-nama hasil survei) kita tunggu tanggal mainnya, hehe,” kata Hasto sembari tersenyum.
Ganjar ngopi bareng Mahfud MD
Setelah Hasto membicarakan soal bakal cawapres tersebut, muncul unggahan baru di akun Instagram pribadi Ganjar @ganjar_pranowo pada hari yang sama.
Ganjar mengunggah foto bersama Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD. Keduanya tengah bersantai dan tertawa bersama.
Postingan itu diunggah pada Minggu sore. Ganjar turut menuliskan keterangan foto tersebut
“Ngopi bareng beliau bikin sore makin asyik. Terimakasih ya, Prof @mohmahfudmd,” bunyi keterangan pada foto tersebut.
Dalam foto tersebut, Ganjar tampak tertawa lebar. Begitu juga dengan Mahfud yang terlihat tertawa.
Kemudian, Mahfud tampak menatap lurus ke depan, sedangkan Ganjar menatap ke arah Mahfud.
Di hadapan keduanya, ada sebuah meja lengkap dengan dua cangkir kopi.
Mahfud dengan segudang pengalamannya memang sempat dianggap cocok mendampingi Ganjar Pranowo.
Namun, nama Mahfud muncul dan tenggelam sebagai kandidat bakal cawapres Ganjar. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini juga tidak masuk dalam lima kandidat terkuat bakal cawapres Ganjar.
Kembali ke Pilpres 2019, Mahfud juga digadang-gadang menjadi cawapres pendamping Joko Widodo (Jokowi).
Meskipun, akhirnya Jokowi maju bersama Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) ketika itu, Ma’ruf Amin.
Tak bahas soal cawapres
Sehari setelah unggahan Ganjar, Mahfud memberikan klarifikasi. Ia mengatakan, tak ada pembahasan soal bakal cawapres saat bertemu dengan Ganjar.
Mahfud juga tegas membantah bahwa dirinya diajak Ganjar untuk menjadi bakal cawapres dalam pertemuan tersebut.
“Enggak (tidak membahas soal bakal cawapres). Enggak (tidak diajak),” ujar Mahfud di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (11/9/2023).
“Kita tahu bahwa keputusan itu ada di pimpinan partai dan pimpinan partai sudah punya pertimbangan-pertimbangan dan ukuran-ukuran sendiri. Oleh sebab itu, kita enggak bicara soal capres, cawapres,” katanya lagi.
Bahkan, Mahfud mengatakan, penentuan bakal cawapres Ganjar ada di tangan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Lebih lanjut, Mahfud mengungkapkan, lebih banyak nostalgia dengan Ganjar dalam pertemuan tersebut.
“Bicara soal, dia kan temen ya. Dulu kan waktu di DPR itu kami sering berdiskusi tentang pemberantasan korupsi, nostalgia ajalah makan-makan. Cuma gitu saja,” ujarnya.
Elektabilitas Mahfud
Berdasarkan catatan Kompas.com, Mahfud MD memang beberapa kali tercatat dalam bursa cawapres di sejumlah hasil survei.
Namun, namanya memang menempati elektoral papan tengah di sejumlah survei.
Yang mengejutkan, nama Mahfud sempat masuk dalam urutan tiga elektabilitas cawapres berdasarkan hasil survei Charta Politika pada Mei 2023.
Saat itu, elektabilitas Mahfud mencapai 15,2 persen. Hal itu diungkapkan Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya.
Menurut Yunarto, sejauh ini nama Mahfud tidak pernah masuk ke dalam top tiga kandidat cawapres dengan elektabilitas tertinggi.
“Dan yang ketiga, yang mengagetkan. Saya pikir ini nama baru, tidak pernah dibahas banyak terlalu banyak dalam rilis-rilis sebelumnya. Pak Mahfud ini di peringkat ketiga dan sudah masuk angka belasan persen,” ujar Yunarto dalam jumpa pers virtual pada 15 Mei 2023.
Yunarto mengatakan, elektabilitas Mahfud tidak terlampau jauh dari Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno yang biasanya menjauhi sosok kandidat cawapres lain.
Terlebih, menurutnya, Mahfud berhasil menyalip angka elektabilitas nama-nama lain seperti Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, hingga Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Namun, pada Agustus 2023, elektabilitas Mahfud dalam jajak pendapat Litbang Kompas hanya mencapai 3,7 persen.
Elektabilitas Mahfud berada di bawah Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, Erick Thohir, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Penulis : Nicholas Ryan Aditya
Editor : Novianti Setuningsih
Foto : KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowat
Tangkapan Layar Instagram/@ganjar_pranowo
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!