Survei.
Secara umum survei dilakukan pada beberapa pertimbangan berikut:
- Pemetaan yang jelas tentang peluang atau probabilitas kemenangan
- Mendapatkan gambaran perilaku pemilih secara teoritik dan empirik yang dapat diprediksi
- Menjaring opini dan harapan masyarakat
- Salah satu dasar penentuan langkah-langkah taktis untuk mendulang suara
- Sebagai parameter di dalam menjalankan strategi kampanye
Metodologi.
Jika Survei dilakukan terhadap 400 responden dengan batas toleransi kesalahan (margin of error) sebesar +/- 4,9%, pada tingkat kepercayaan 95%. Dan 800 responden dengan batas toleransi kesalahan (margin of error) sebesar +/- 3,4%, pada tingkat kepercayaan 95%. Sedangkan 1200 responden dengan batas toleransi kesalahan (margin of error) sebesar +/- 2,8 %, pada tingkat kepercayaan 95%. Unit sampling primer survei ini adalah kab/kota dengan mengambil sampel di desa/kelurahan terpilih yang tersebar di kabupaten dan kota di seluruh provinsi.
Responden terpilih berusia minum 17 tahun atau sudah memenuhi syarat sebagai pemilih. Proses pengumpulan data dilaksanakan melalui wawancara tatap muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner terstruktur (structured interview).
Teknik Penarikan Sampel.
Sampel dipilih sepenuhnya secara acak (probability sampling) dengan menggunakan metoda penarikan sampel acak bertingkat (multistage random sampling), dengan memperhatikan urban/rural dan proporsi antara jumlah sampel dengan jumlah penduduk di setiap provinsi.
Dari daftar nama itu, pemilih mengambil secara acak ( random) 4 orang responden dengan proporsi 2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Pemilihan responden dilakukan secara acak ( random) dengan menggunakan lembar angka acak.
Pewawancara mendatangi nama-nama responden yang menggunakan hak pilihnya tersebut. Perlu dicatat, ada dua kemungkinan ketika pewawancara mencari atau mendatangi nama-nama responden yang tidak menggunakan hak pilihnya. Pertama, nama tidak ditemukan atau tidak ada di kelurahan tersebut (disebut sebagai ghost voters). Jika ini yang terjadi, maka wawancara dihentikan. Kedua, nama responden ada di kelurahan. Jika ini yang terjadi, pewawancara mencari responden tersebut dan melakukan wawancara.
Sebagaimana seperti bagan atau struktur di bawah ini:
Berikut beberapa survei yang pernah kami lakukan di tahun 2013:
- Survei Pilwakot Kota Bogor, 2013
- Survei Pilkada Kabupaten Barito Utara, 2013
- Survei Pilkada Provinsi Sumatera Selatan, 2013
- Survei Pilkada Provinsi Jawa Barat, 2013
- Survei Pilkada Provinsi Riau, 2013
- Survei Pilkada Kabupaten Ciamis, 2013
- Survei Pilkada Kabupaten Tanggamus, 2013
- Survei Pilkada Kabupaten Tabalong, 2013
- Survei Pilkada Kabupaten Bandung Barat, 2013
- Survei Pilkada Kabupaten Barito Timur, 2013
- Survei Pilkada Kabupaten Sukamara, 2013
- Survei Pilkada Kota Palangkaraya, 2013